Inilah kisah-kisah luar biasa tentang sekelompok orang yang melakukan praktek kanibalisme demi mempertahankan hidupnya. Bencana yang terjadi membuat orang tidak lagi bisa berpikir normal. Betapa tidak, terdampar di pegunungan terpencil di musim dingin, tanpa makanan, apa yang harus dilakukan untuk mempertahankan hidup??
Salah satu kisah paling terkenal adalah jatuhnya pesawat Uruguay Force di pegunungan Andes pada tahun 1972. Demi bertahan hidup penumpangnya terpaksa memakan mayat teman-temannya. Dan itu terjadi selama 72 hari sampai akhirnya mereka berhasil ditemukan.
Kisah lain yang tak kalah dasyatnya adalah peristiwa pengepungan kota Leningrad, Soviet, yang berlangsung selama dua tahun. Masyarakat yang kelaparan terpaksa saling bantai agar bisa bertahan. Konon, sekitar 1,5 juta jiwa jadi korban peristiwa tragis ini.
Berikut kisah-kisah kanibalisme terkenal yang terjadi karena bencana.
1.Kasus Jatuhnya Pesawat Uruguay Force Flight di Andes: Kasus Kanibalisme Paling Terkenal
Inilah kasus kanibalisme paling terkenal dalam sejarah, terjadi di pegunungan Chili, Andes—perbatasan Argentina-Chilli– pada musim dingin tahun 1972. Peristiwa ini bermula dengan jatuhnya pesawat carteran Uruguay Air Force Flight 571 yang membawa 45 orang penumpang, termasuk di dalamnya tim rugby dan keluarganya, di pegunungan Chili, Andes, 13 Oktober 1972.
Dari kecelakaan itu, 29 penumpang berhasil selamat, namun medan yang berat membuat satu demi satu korban berjatuhan. Delapan orang tewas tertimbun longsoran salju, beberapa lainnya menyusul ke alam baka karena berbagai sebab, di antaranya, suhu yang luar biasa dingin dan cidera. Praktis yang tersisa hanya 16 orang, mereka berhasil di selamatkan pada 23 Desember 1972.
Itupun, setelah mereka sendiri berjuang mencari bantuan, karena operasi penyelamatan telah dihentikan jauh-jauh hari. Pemerintah setempat sudah menganggap mereka sebagai korban hilang yang tak ditemukan, sampai akhirnya para korban itu datang sendiri melaporkan lokasi mereka. Luar biasa!!!
Bayangkan, berada di ketinggian 3.600 meter di atas permukaan laut pada saat musim dingin sedang hebat-hebatnya. Salju yang turun deras, nyaris membekukan semuanya. Nah, para korban ini, hanya memakai pakaian seadanya, tidak ada makanan, siapapun tak bisa berpikir normal. Bagaimana caranya bertahan hidup, survive, itulah satu-satunya yang ada dalam pikiran mereka.
Dan, satu-satunya cara untuk bertahan hidup adalah dengan memakan teman-teman mereka yang telah tewas. Ini bukan keputusan mudah, bahkan terlalu berat, tapi harus dilakukan jika ingin hidup. Biasanya, dalam keadaan terjepit seperti itu, orang baru mengerti betapa berharganya sebuah kehidupan. Dan mereka berjuang untuk mempertahankannya, apapun caranya.
Yang menyakitkan, lewat radio mereka memonitor kalau upaya pencarian mereka dihentikan karena lokasi kecelakaan tidak ditemukan. Operasi penyelamatan mereka dihentikan setelah delapan hari pencarian, atau 11 hari mereka jatuh di gunung. Pihak berwenang menganggap semua korban pasti tidak ada yang selamat. Bisa dimaklumi, lokasi pengunungan itu sangat sulit diakses, sementara dari udara terlihat semua berwarna putih karena tertutup salju. Celakanya, pesawat itu pun berwarna putih.
Persisnya, 72 hari mereka survive sebelum akhirnya ditemukan tim SAR. Itupun setelah dua orang dari korban, Nando Parrado dan Roberto Canessa, berjuang mencari bantuan. Mereka menuruni pegunungan, mencari jalan menuju ‘kehidupan’. Selama 12 hari keduanya menempuh jalan sulit, penduduk setempat, Sergio Katalan, menemukan mereka. Endingnya, semua korban (16 orang) dibawa ke rumah sakit Santiago dan dirawat karena menderita penyakit ketinggian , dehidrasi , radang dingin , patah tulang, kudis dan gizi buruk.
Pengalaman luar biasa ini, difilmkan pada tahun 1993, dan sejak itu menjadi salah satu kisah ajaib paling terkenal sepanjang masa. Tahun 2006 lalu, Nando Parrado, salah seorang selamat, membukukan pengalamnya yang dramatis itu dalam buku berjudul Miracle in the Andes: 72 Days on the Mountain and My Long Trek Home.
(Kalau mau lebih rinci baca kisah ini bisa klik di sini: http://en.wikipedia.org/wiki/Uruguayan_Air_Force_Flight_571)
2. Ekspedisi Franklin
Inilah ekspedisi yang paling disesali sepanjang masa. Populer dengan sebutan ekspedisi Franklin, seorang perwira angkata laut yang sudah berpengalaman dan berkali-kali memimpin ekspedisi, dan kali itu tahun 1845, dia diperintahkan Sir John Barrow memimpin ekspedisi lagi yakni menyelesasikan pemetaan bagian barat laut ujung Kanada dan melayari Kutub Utara. Ekspedisi itu sendiri dilakukan dua kapal, Erebus dan HMS Terror, dua kapal canggih di zamannya.
Tapi kecanggihan teknologi, tak mampu mengalahkan alam. Konon dua kapal ini terkepung es di Victoria Selat dekat Pulau King William di Arktik Kanada. Franklin dan 128 crew dan peneliti, hilang. Nasib ekspedisi Franklin ini baru terungkap berabad-abad kemudian. Selama itu pencarian terus dilakukan, bahkan dengan iming-iming hadiah.
Sebuah pencarian yang dipimpin oleh Francis Leopold McClintock pada tahun 1859 menemukan sebuah catatan yang tertinggal di Pulau King William tentang rincian ekspedisi itu. Pencarian kemudian dilanjutkan sampai abad ke-19.
Barulah pada tahun 1981, lewat penelitian tim ilmuwan yang dipimpin Prof Owen Beattie, seorang antropologi dari Universitas Alberta, berhasil mengungkap beberapa hal dari temuan mereka di Pulau Beechey dan Pulau Raja William. Di Pulau Beechey di mana beberapa awak dikubur, ditemukan bahwa mereka meninggal karena radang paru-paru dan mungkin TBC dan keracunan timah. Tapi penemuan yang juga mengejutkan di Pulau King Williams di mana terjadinya kanibalisme karena kelaparan sehingga akhirnya semua terbunuh.
3. Kapal Pemburu Paus Essex
Cerita tentang kanibalisme untuk survive di kalangan pelaut sebenarnya bukan hal yang baru. Bahkan pada awal-awal abad ke-19 dunia maritime marak dengan cerita-cerita mengerikan semacam itu. Salah satu contohnya adalah Kapal Essex, kapal pemburu paus, pada tahun 1820.
Kisah itu dimulai dengan kecelakaan kapal pada tahun 1820, di mana paus menabrak Essex yang menyebabkan kapal tersebut tenggelam di 2.000 mil laut (3.700 km) sebelah barat pantai barat Amerika Selatan.
Sebanyak 21 awak berhasil menyelamatkan diri di Pulau Henderson, wilayah kepulauan Pitcairn. Di Pulau Henderson mereka bertahan dengan makan ikan, burung juga tumbuhan yang ada, juga ditemukan sumber mata air kecil untuk minum.
Sayangnya, sumber daya alam pulau itu hanya cukup untuk seminggu, selanjutnya tidak ada lagi yang bisa dimakan. Mereka masih mencoba bertahan dengan minum air kencing sendiri, tapi tidak lama. Jadi, bisa ditebak apa yang terlintas di pikiran mereka untuk bisa bertahan.
Di sinilah berlaku hukum rimba, siapa yang kuat dia yang menang. Mereka saling membatai, saling memakan. Tidak ada teman, sahabat, bahkan saudara, semua saling bantai. Tragisnya, kapten kapal, Pollard ikut memakan sepupunya, Owen Coffin, yang sebelumnya dibantai oleh anak buahnya sendiri.
Pertolongan baru datang hampir setahun kemudian oleh kapal penangkap ikan Dauphin Nantucket 95. Saat itu dua orang yang selamat, kapten Pollard dan Ramsdell, orang yang membunuh Coffin sepupu Pollard. Di tempat terpisah crew lain berhasil diselamatkan kapal dagang India.
Sebanyak delapan orang berhasil diselamatkan. Pengakuan mereka, mereka berhasil bertahan hidup dengan mengkonsumsi mayat tujuh temannya.
4. Pengepungan Leningrad
Inilah kisah pengepungan paling lama dan paling banyak korban sepanjang sejarah. Pengepungan Leningrad atau popular juga dengan sebutan Blokade Leningrad, adalah operasi militer berkepanjangan yang dilakukan oleh Jerman dan pasukan pertahan Finlandia untuk memblokade Leningrad pada 8 September 1941. Pengepungan ini berlangsung selama dua tahun.
Kota ini benar-benar terisolasi, baik di darat maupun laut. Selama berbulan-bulan, para penduduk hanya makan dari danau yang ada di sana, , tapi ketika musim dingin tiba, danau beku. Tentara Soviet mengalami kesulitan untuk memasok makanan. Masyarakat mulai kelaparan. Untuk memenuhi kebutuhan akan makanan, para tukang roti di kota itu diperintahkan untuk membuat roti yang dicampur dengan serbuk gergaji. Ini semata-mata untuk bertahan hidup. Selebihnya, burung, tikus, dan makan-makanan lain yang dalam kondisi normal jijik untuk dimakan, terpaksa menjadi santapan. Ini semua demi perut, dan demi kehidupan. Ketika tidak ada lagi yang bisa dimakan, maka mulailah terjadi kanibalisme.
Praktek ini terjadi semakin meluas di seluruh kota, sampai-sampai Polisi Leningrad merasa perlu melakukan patrol anti-kanibalisme, untuk mencegah kondisi makin buas dan tak terkendali. Dan memang itulah tujuan Jerman dan Finlandia untuk menjatuhkan Soviet. Sekalipun belakangan diakui bahwa kanibalisme ini kenyataannya menyelamatkan kehidupan banyak orang, tapi pada saat itu polisi tetap melarang perbuatan itu. Meski begitu kanibalisme tetap terjadi meski sembunyi-sembunyi. Diperkirakan, tragedy itu menyebabkan tewasnya 1,5 juta orang.
Berdasarkan catatan, ini bukan pertama kalinya rakyat Soviet melakukan kanibalisme. Sebelumnya, tahun 1932-1933 terjadi bencana kelaparan yang luas di Ukraine yang menyebabkan praktek kanibalisme terjadi di kawasan itu.
5. Holocaust
Sampai sekarang peristiwa itu masih menjadi sumber perdebatan. Holocaust adalah genosida sistematis yang dilakukan Jerman Nazi terhadap berbagai kelompok etnis, keagamaan, bangsa, dan sekuler pada masa Perang Dunia II. Bangsa Yahudi di Eropa merupakan korban-korban utama dalam Holocaust, yang disebut kaum Nazi sebagai “Penyelesaian Terakhir Terhadap Masalah Yahudi”.
Jumlah korban Yahudi umumnya dikatakan mencapai enam juta jiwa. Genosida ini yang diciptakan Adolf Hitler dilaksanakan, antara lain, dengan tembakan-tembakan, penyiksaan, dan gas racun, di kampung Yahudi dan Kamp konsentrasi.
Selain kaum Yahudi, kelompok-kelompok lainnya yang dianggap kaum Nazi “tidak disukai” antara lain adalah bangsa Polandia, Rusia, suku Slavia lainnya, penganut agama Katolik Roma, orang-orang cacat, orang cacat mental, homoseksual, Saksi-Saksi Yehuwa (Jehovah’s Witnesses), orang komunis, suku Gipsi (Orang Rom dan Sinti) dan lawan-lawan politik. Mereka juga ditangkap dan dibunuh. Jika turut menghitung kelompok-kelompok ini dan kaum Yahudi juga, maka jumlah korban Holocaust bisa mencapai 9-11 juta jiwa.
Kesadisan Jerman memperlakukan tawanannya sudah menjadi cerita yang hidup puluhan tahun hingga kini. Apa dan bagaimana mereka diperlakukan menjadi kisah yang tak hent-hentinya mengundang air mata dan kemarahan. Konon, para tawanan perang Jerman ini dibiarkan kelaparan di kamp-kamp konsentrasi yang didirikan Jerman. Dampaknya, demi mempertahankan hidupnya para tawanan pun saling memangsa satu sama lain.
6. Alferd Packer
Alferd Packer (21 November 1842 – 23 April 1907) sering dikenal sebagai satu-satunya warga Amerika yang pernah dihukum dengan tuntutan kanibalisme, meskipun sebenarnya tuntutannya adalah pembunuhan, bukan kanibalisme. Anggota Partai Donner yang terkenal itu pun, tidak dihukum karena kanibalisme di California, karena secara hukum kanibalisme bukanlah kejahatan di Amerika Serikat.
Pada 9 Februari 1874, dia dengan 5 orang lainnya melakukan ekspedisi di pegunungan Colorado. Dua bulan kemudian Packer kembali dari ekspedisi sendirian. Ketika ditanya kemana orang-orang yang telah pergi dengan dia, Packer mengatakan bahwa dia telah membunuh mereka semua untuk bertahan hidup dengan terpaksa memakan tubuh teman-temannya. ***diana
Sumber : http://www.weirdworm.com/cannibalism-survival-of-the-fattest/
terjadilah yang di kehendaki tuhan
wowwww mengerikannnn..
yaampunnn itu cerit yang pertama ko gitu banget ya, smpai hati mereka tega memakan jasadnya teman mereka sendiri..
apa ga jijik gitu?
itu benar-benar nyata kan kejaiannya gan?
terimakasih 😉
dari pada makan daging org mending makan chiken kfc nich kalo mau ada yg mau nelpon kfc nich gua kasih no nya dari pada loe makan daging org mendingan makan chiken lebih enak
hahahha
seram banget nih http://www.summer.kassa9.com
all that the will of the almighty …. hopefully we can take the wisdom of his ..
serem sih!, tapi itu semua kn,dah khendk yg mh kuasa
gue dah tau nie z’mua info’y . . . cOzz gue liat d’onthespot
wew, sangat menegrikan sekali, satu lagi si sumanto
Serem banget yaa 😦
mudh2an kita bs mengambil hikmah dari kjadian ittu:)
subhanalloh
waw serem sekaliiiiii, mengerikaaannnn …
ALLAH SWT maha besarrrrr :’)
sadisisme….,,,,,,
semoga bisa ambil hikmahnya nie dari semua ini!aamiin
Waduh………ngeriiiiii….!!!
awalnya ku lihat film lost in papua ada suku yg makan orang mentah2 iihhh ngeri tak ada perasaan,dan ku tertarik cari berita tentang kanibal,nyasar deh di blog ini ngeri mbacanya thankss bisa tambah wawasan
ssstttt…… tu di sate x ea???
coba ada saus masa itu…pasti lebih gurih…
hahahahahahaha………
idih,gmana rasa nya makan daging manusia,,,
Gak kebayang dech klo harus makan daging manusia kaya sumanto tuh…salam
Daripada makan orang kan enakkan makan KFC ya?knp mereka gak mau bawa bekel aja ya, kayak nasi bungkus/semur jengkol, ikan teri,atau mie instant gt…. sukur-sukur bs bawa perkedel,soto mie,bakso dan pizza… heeemmmm pasti enak!!!
alahsendiri gak bawa bekal makanan
keren …………………
daripda makan orang mending makn ayam
HHmm… Menambah khasanah ilmu pengetahuan saya nich 🙂
🙂 wah. . . Kamu suka cerita2 tragis y?
Ach.,gak juga sih, kebetulan ketemu ‘n lumayan menarik
aduh………………jgan sampai masa itu terulang kembali dech
sumanto ga termasuk yak?
Klo sumanto mah sakit jiwa bkn krn survive!
serem bener dah… jadi takut….
Serem. 😆
O iya salah satu orang yang selamat dari kecelakaan pesawat diandes itu masih hidup sampai sekarang. Malah kehidupannya sekarang ini sangat makmur. Saya lihat dia disebuah acara di metro tv yang mengupas kehidupan orang-orang kaya. Kata dia sesekali dia masih berkunjung ke Andes untuk mengenang teman-temannya itu dan anaknya kalau tidak salah dinamakan sesuai dengan nama temannya itu.
wahh .. msa sih ??? apa anak. nya smpet tnya knapa nama. nya gt . ? hmm .. mksh informasi. nya ya .. lumayan bwat di jadiin refrensi .. 😀
Kenapa gak telpon McDonald sih ?
hahahahahaha 😀
OMG!!!! Bisa2nya ya.. apa ga ada barang laen yang bisa dimakan… keliatannya horor banget kalo berada sama mereka pas masa itu… kaburrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr
baru tau saya..
😀